Ketika seorang trader memutuskan terjun ke dalam dunia trading, maka trader memerlukan kemampuan menganalisis pergerakan mata uang sehingga dapat memperoleh keuntungan dari spekulasi pergerakan mata uang tertentu.
Bagi mereka yang tidak menguasai metode analisa atau menggunakan teknik hitung kancing (hoki-hokian), dipastikan akan kalah dengan mereka yang benar-benar mempelajari teknik analisa, mengevaluasi hasil, dan melakukan perbaikan dari cara yang digunakan. Dalam prakteknya, teknik analisis forex trading yang umumnya digunakan adalah metode analisis fundamental dan metode analisis teknikal.
Teknik analisis forex trading teknikal & fundamental
Analisis forex trading dengan analisa teknikal merupakan teknik analisis forex trading yang lebih digemari dibandingkan teknik analisa fundamental. Teknik analisis forex trading teknikal digemari karena sifatnya yang mudah untuk dipahami dan juga bersifat lebih jangka pendek di mana trader dapat langsung menikmati hasilnya lebih cepat dibandingkan analisa fundamental. Sedangkan teknik analisis forex trading fundamental memperhitungkan banyak faktor yang sulit terlihat dalam jangka pendek, mempelajari kekuatan ekonomi dari sebuah Negara terhadap Negara lainnya.
Walaupun sebetulnya kedua metode analisis tersebut dapat berdiri sendiri dalam proses analisis forex trading. Trader sebaiknya dapat mengkombinasikan kedua analisis tersebut untuk menyusun perencanaan trading, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Pengkombinasian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis forex trading fundamental untuk melihat trend secara global dan kaitannya dengan dinamika ekonomi negara-negara. Kemudian dengan analisis forex trading teknikal, trader dapat menentukan titik terbaik untuk melakukan pembelian atau penjualan.
Untuk lebih memahami perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal akan lebih jelas dibahas dibawah ini:
Analisis forex trading Fundamental
Kondisi fundamental satu negara atau beberapa negara mempengaruhi pergerakan mata uang. Berbagai macam ekspektasi dari pelaku pasar uang dapat mempengaruhi penguatan atau pelemahan mata uang. Secara garis besar, hal-hal ini mempengaruhi pergerakan mata uang suatu negara:
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi pergerakan harga pasar. Misalkan kebijakan Presiden Trump yang melarang imigran dan juga penerapan bea masuk pada produk produk import saat artikel ini ditulis menguatkan U.S dollar di kancah internasional. Dinamika politik pada perekonomian Indonesia pun jika tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah pasti akan menimbulkan masalah yang kompleks yang kemudian mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dan berujung pada dinamika ekonomi.
Tingkat pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan, inflasi, angka pengangguran dan tingkat suku bunga merupakan sebagian tolok ukur dari kuat-tidaknya perekonomian suatu negara. Negara yang kuat umumnya memiliki mata uang yang kuat juga namun hal ini bukanlah hal yang mutlak. Saat krisis sebelumnya, Negara-negara adidaya berlomba-lomba melemahkan nilai mata uangnya yang menyebabkan pertanyaan besar manakah Negara yang kuat. Selain itu Jepang dan China menganut kebijakan mata uang lemah walaupun kedua Negara ini memiliki ekonomi yang kuat.
Trader dapat mengambil contoh dari hutang-hutang property (Subprime mortage) yang terjadi di Amerika. Kjrisis bermula dari anjloknya harga rumah dan sektor investasi karena jumlah penawaran yang tinggi (persediaan rumah) dan banyaknya kredit yang dibebankan pada peminjam Subprime (berpendapatan dan berperingkat rendah) yang tidak mampu melunasi kredit yang diambilnya. Bank mulai melakukan penyitaan pada rumah-rumah peminjam Subprime namun banyaknya rumah yang disita menyebabkan masalah lain. Banyaknya jumlah rumah menurunkan harga jual rumah itu sendiri. Hal ini mempengaruhi para peminjam Prime (berpendapatan dan berperingkat tinggi) untuk lebih memilih meninggalkan rumahnya daripada melunasi sampai selesai karena harga jual rumahnya sudah jauh dibawah harga beli. Gagal bayar terjadi hampir di seluruh negeri dan harga rumah terjun bebas. Untuk mengatasi hal ini The Feds mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing sebanyak dua kali dan menurunkan tingkat suku bunga hampir 0% untuk memacu aliran dana murah yang kemudian meningkatkan konsumsi masyarakat. Seluruh kebijakan ini besar pengaruhnya terhadap pelemahan mata uang US Dollar.
Pasar forex cenderung bereaksi terhadap tingkat suku bunga dan tingkat inflasi suatu negara. Jika tingkat inflasi tinggi, maka bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan turun. Sebaliknya, bank sentral akan menurunkan tingkat suku bunga jika inflasi rendah. Pada dasarnya semakin banyak orang yang menginventasikan uangnya di bank akan menyebabkan uang menjadi langka dan membuat nilai tukar mata uang tersebut naik.
Analisis forex trading fundamental memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi daripada analisis teknikal. Seorang trader diharapkan dapat menjelaskan alasan gejolak pasar yang terjadi dibalik pergerakan grafik trading. Memperbanyak membaca artikel ekonomi yang menjelaskan keadaan pasar global akan membantu trader dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Analisis forex trading Teknikal
History will repeat itself. Frase ini tepat menggambarkan penjelasan analisis teknikal karena pergerakan uang di masa lampau akan berulang lagi di masa depan. Strategi yang paling sederhana untuk analisis ini adalah beli saat harga terendah, jual saat harga tertinggi. Namun trader perlu memahami kapan posisi grafik akan ada di posisi terendah dan tertinggi. Itulah fungsi dari analisis forex trading teknikal. Terdapat beberapa grafik yang dapat digunakan untuk trader namun grafik yang paling sering digunakan adalah Candlestick chart.
Candlestick chart disebut Japanese candles karena digunakan oleh orang Jepang untuk menganalisis harga kontrak padi. Candlestick paling banyak disukai karena selain menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah trader dapat melihat tanda-tanda awal reversal (pembalikan arah). Dalam candlestick trader dapat memahami bullish dan bearish trend. Lebih jelasnya dapat digunakan ilustrasi di bawah ini.
Bila harga naik, harga penutupan (Close) lebih tinggi dari harga pembukaan (Open) maka candlestick berwarna putih. Trend ini disebut Bullish.
Bila harga turun, harga penutupan (Close) lebih rendah dari harga pembukaan (Open) maka candlestick berwarna hitam. Trend ini disebut Bearish.
Jarak terendah antara harga terendah dengan harga pembukaan/penutupan disebut Lower shadow. Sedangkan jarak tertinggi disebut Upper shadow.
Ada ratusan jenis caddlestick, namun ada beberapa yang mengindikasikan trend pembalikan (reversal) yaitu:
Spinning tops
Body yang pendek menunjukkan terjadi sedikit pergerakan harga dari open hingga close. Spinning tops setelah candle panjang biasanya mengindikasikan terjadi perubahan arah trend.
Doji
Terjadi ketika harga open sama dengan close. Sebuah Doji setelah Candle putih dapat dibaca trend naik akan segera berakhir. Tetapi indikasi ini harus dikonfirmasi dahulu dengan munculnya candle hitam begitu pula sebaliknya
Hammer and Inverted Hammer
Dapat diindikasikan sebagai pembalikan arah trend namun harus dilihat candle yang mengikutinya. Shadow harus lebih panjang dari body.
Marubozu
Candle full body tanpa shadow. Biasanya merupakan indikasi awal bahwa trend akan berkelanjutan.
Perlu diperhatikan bahwa indikasi-indikasi yang ditunjukkan dalam candlestick tidak dapat digunakan sebagai acuan trend. Indikasi-indikasi ini hanya dapat digunakan untuk memprediksi awal pergerakan harga.
Analisis forex trading fundamental dan analisis forex trading teknikal memiliki teknik analisa yang beragam. Satu trader dapat memiliki pilihan teknik analisa yang sangat berbeda dengan trader lainnya sehingga banyak yang mengatakan forex trading merupakan seni. Trader akan menemukan artikel lain yang membahas lebih mendetail teknik analisis masing-masing pada website kami.
Ketika seorang trader memutuskan terjun ke dalam dunia trading, maka trader memerlukan kemampuan menganalisis pergerakan mata uang sehingga dapat memperoleh keuntungan dari spekulasi pergerakan mata uang tertentu.
Bagi mereka yang tidak menguasai metode analisa atau menggunakan teknik hitung kancing (hoki-hokian), dipastikan akan kalah dengan mereka yang benar-benar mempelajari teknik analisa, mengevaluasi hasil, dan melakukan perbaikan dari cara yang digunakan. Dalam prakteknya, teknik analisis forex trading yang umumnya digunakan adalah metode analisis fundamental dan metode analisis teknikal.
Teknik analisis forex trading teknikal & fundamental
Analisis forex trading dengan analisa teknikal merupakan teknik analisis forex trading yang lebih digemari dibandingkan teknik analisa fundamental. Teknik analisis forex trading teknikal digemari karena sifatnya yang mudah untuk dipahami dan juga bersifat lebih jangka pendek di mana trader dapat langsung menikmati hasilnya lebih cepat dibandingkan analisa fundamental. Sedangkan teknik analisis forex trading fundamental memperhitungkan banyak faktor yang sulit terlihat dalam jangka pendek, mempelajari kekuatan ekonomi dari sebuah Negara terhadap Negara lainnya.
Walaupun sebetulnya kedua metode analisis tersebut dapat berdiri sendiri dalam proses analisis forex trading. Trader sebaiknya dapat mengkombinasikan kedua analisis tersebut untuk menyusun perencanaan trading, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Pengkombinasian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis forex trading fundamental untuk melihat trend secara global dan kaitannya dengan dinamika ekonomi negara-negara. Kemudian dengan analisis forex trading teknikal, trader dapat menentukan titik terbaik untuk melakukan pembelian atau penjualan.
Untuk lebih memahami perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal akan lebih jelas dibahas dibawah ini:
Analisis forex trading Fundamental
Kondisi fundamental satu negara atau beberapa negara mempengaruhi pergerakan mata uang. Berbagai macam ekspektasi dari pelaku pasar uang dapat mempengaruhi penguatan atau pelemahan mata uang. Secara garis besar, hal-hal ini mempengaruhi pergerakan mata uang suatu negara:
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi pergerakan harga pasar. Misalkan kebijakan Presiden Trump yang melarang imigran dan juga penerapan bea masuk pada produk produk import saat artikel ini ditulis menguatkan U.S dollar di kancah internasional. Dinamika politik pada perekonomian Indonesia pun jika tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah pasti akan menimbulkan masalah yang kompleks yang kemudian mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dan berujung pada dinamika ekonomi.
Tingkat pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan, inflasi, angka pengangguran dan tingkat suku bunga merupakan sebagian tolok ukur dari kuat-tidaknya perekonomian suatu negara. Negara yang kuat umumnya memiliki mata uang yang kuat juga namun hal ini bukanlah hal yang mutlak. Saat krisis sebelumnya, Negara-negara adidaya berlomba-lomba melemahkan nilai mata uangnya yang menyebabkan pertanyaan besar manakah Negara yang kuat. Selain itu Jepang dan China menganut kebijakan mata uang lemah walaupun kedua Negara ini memiliki ekonomi yang kuat.
Trader dapat mengambil contoh dari hutang-hutang property (Subprime mortage) yang terjadi di Amerika. Kjrisis bermula dari anjloknya harga rumah dan sektor investasi karena jumlah penawaran yang tinggi (persediaan rumah) dan banyaknya kredit yang dibebankan pada peminjam Subprime (berpendapatan dan berperingkat rendah) yang tidak mampu melunasi kredit yang diambilnya. Bank mulai melakukan penyitaan pada rumah-rumah peminjam Subprime namun banyaknya rumah yang disita menyebabkan masalah lain. Banyaknya jumlah rumah menurunkan harga jual rumah itu sendiri. Hal ini mempengaruhi para peminjam Prime (berpendapatan dan berperingkat tinggi) untuk lebih memilih meninggalkan rumahnya daripada melunasi sampai selesai karena harga jual rumahnya sudah jauh dibawah harga beli. Gagal bayar terjadi hampir di seluruh negeri dan harga rumah terjun bebas. Untuk mengatasi hal ini The Feds mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing sebanyak dua kali dan menurunkan tingkat suku bunga hampir 0% untuk memacu aliran dana murah yang kemudian meningkatkan konsumsi masyarakat. Seluruh kebijakan ini besar pengaruhnya terhadap pelemahan mata uang US Dollar.
Pasar forex cenderung bereaksi terhadap tingkat suku bunga dan tingkat inflasi suatu negara. Jika tingkat inflasi tinggi, maka bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan turun. Sebaliknya, bank sentral akan menurunkan tingkat suku bunga jika inflasi rendah. Pada dasarnya semakin banyak orang yang menginventasikan uangnya di bank akan menyebabkan uang menjadi langka dan membuat nilai tukar mata uang tersebut naik.
Analisis forex trading fundamental memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi daripada analisis teknikal. Seorang trader diharapkan dapat menjelaskan alasan gejolak pasar yang terjadi dibalik pergerakan grafik trading. Memperbanyak membaca artikel ekonomi yang menjelaskan keadaan pasar global akan membantu trader dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Analisis forex trading Teknikal
History will repeat itself. Frase ini tepat menggambarkan penjelasan analisis teknikal karena pergerakan uang di masa lampau akan berulang lagi di masa depan. Strategi yang paling sederhana untuk analisis ini adalah beli saat harga terendah, jual saat harga tertinggi. Namun trader perlu memahami kapan posisi grafik akan ada di posisi terendah dan tertinggi. Itulah fungsi dari analisis forex trading teknikal. Terdapat beberapa grafik yang dapat digunakan untuk trader namun grafik yang paling sering digunakan adalah Candlestick chart.
Candlestick chart disebut Japanese candles karena digunakan oleh orang Jepang untuk menganalisis harga kontrak padi. Candlestick paling banyak disukai karena selain menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah trader dapat melihat tanda-tanda awal reversal (pembalikan arah). Dalam candlestick trader dapat memahami bullish dan bearish trend. Lebih jelasnya dapat digunakan ilustrasi di bawah ini.
Bila harga naik, harga penutupan (Close) lebih tinggi dari harga pembukaan (Open) maka candlestick berwarna putih. Trend ini disebut Bullish.
Bila harga turun, harga penutupan (Close) lebih rendah dari harga pembukaan (Open) maka candlestick berwarna hitam. Trend ini disebut Bearish.
Jarak terendah antara harga terendah dengan harga pembukaan/penutupan disebut Lower shadow. Sedangkan jarak tertinggi disebut Upper shadow.
Ada ratusan jenis caddlestick, namun ada beberapa yang mengindikasikan trend pembalikan (reversal) yaitu:
Spinning tops
Body yang pendek menunjukkan terjadi sedikit pergerakan harga dari open hingga close. Spinning tops setelah candle panjang biasanya mengindikasikan terjadi perubahan arah trend.
Doji
Terjadi ketika harga open sama dengan close. Sebuah Doji setelah Candle putih dapat dibaca trend naik akan segera berakhir. Tetapi indikasi ini harus dikonfirmasi dahulu dengan munculnya candle hitam begitu pula sebaliknya
Hammer and Inverted Hammer
Dapat diindikasikan sebagai pembalikan arah trend namun harus dilihat candle yang mengikutinya. Shadow harus lebih panjang dari body.
Marubozu
Candle full body tanpa shadow. Biasanya merupakan indikasi awal bahwa trend akan berkelanjutan.
Perlu diperhatikan bahwa indikasi-indikasi yang ditunjukkan dalam candlestick tidak dapat digunakan sebagai acuan trend. Indikasi-indikasi ini hanya dapat digunakan untuk memprediksi awal pergerakan harga.
Analisis forex trading fundamental dan analisis forex trading teknikal memiliki teknik analisa yang beragam. Satu trader dapat memiliki pilihan teknik analisa yang sangat berbeda dengan trader lainnya sehingga banyak yang mengatakan forex trading merupakan seni. Trader akan menemukan artikel lain yang membahas lebih mendetail teknik analisis masing-masing pada website kami.